Berbagai isu lingkungan di perkotaan muncul dan memberi peringatan mengenai ancaman keberlanjutan kota-kota. Dalam hal ini, diperlukan pemikiran jauh ke depan, yang tidak hanya berorientasi pada pemenuhan tujuan berjangka pendek, dan perlu mengkaji ulang visi pembangunan yang lebih mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan keberlanjutan pembangunan. Strategi pemanfaatan ruang, baik untuk kawasan budidaya maupun kawasan lindung, perlu dilakukan secara kreatif, sehingga konversi lahan dari pertanian produktif ataupun dari kawasan hijau lainnya menjadi kawasan non hijau dan non produktif dapat dikendalikan. Ini merupakan langkah preventif dalam menurunkan laju perubahan iklim, baik secara lokal maupun global.
Perubahan iklim pada abad ini telah menjadi isu lingkungan yang cukup penting. Oleh karena itu, perlu adanya adaptasi terhadap perubahan iklim dalam perencanaan di perkotaan. Kota Bogor merupakan kota yang terus berkembang dan dampak dari perkembangan Kota Bogor ini mempengaruhi kondisi urban microclimate Kota Bogor yang ditandai dengan berubahnya nilai curah hujan sebagai parameter urban microclimate dalam kurun waktu 10 tahun (1996-2005). Hal inilah yang menjadi dasar penelitian dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel penentu urban microclimate terhadap perubahan kondisi urban microclimate di Kota Bogor. Variabel-variabel tersebut adalah tutupan lahan berupa badan air permukaan, tutupan lahan berupa kawasan terbangun, tutupan lahan berupa kawasan vegetasi, jenis permukaan aspal dan beton, Kandungan gas CO2 di udara. Perubahan kondisi urban microclimate ini ditandai dengan perubahan nilai curah hujan dalam kurun waktu 10 tahun (1996-2005). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan metode enter, sehingga dapat diketahui pengaruh dari variabel-variabel yang mempengaruhi perubahan kondisi urban microclimate di Kota Bogor.
Berdasarkan hasil analisis, variabel tutupan lahan berupa badan air permukaan merupakan variabel dengan pengaruh terbesar terhadap perubahan kondisi urban microclimate dengan arah hubungan yang positif, kemudian diikuti oleh variabel jenis permukaan aspal dan beton dengan arah hubungan negatif, variabel tutupan lahan berupa lahan vegetasi dengan arah hubungan positif, variabel tutupan lahan berupa lahan terbangun, dan yang terakhir adalah variabel kandungan gas CO2 di udara dengan arah hubungan positif. Kemudian setelah diketahui variabel apa saja yang berpengaruh serta bagaimana pengaruhnya terhadap perubahan kondisi urban microclimate di Kota Bogor, maka dirumuskan arahan perkembangan pola pemanfaatan ruang kota berdasarkan variabel-variabel yang berpengaruh sehingga dapat mengurangi dampak dari perubahan kondisi urban microclimate di Kota Bogor.